LAPORAN
PRAKTIKUM
BIOKIMIA
KLINIK
UJI
LIPID DAN KOLESTEROL
Nama : Anggia
Peramahani
NIM : 08121006042
Asisten pendamping : Tri
Wahyuningsih
LABORATORIUM
KIMIA FARMASI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
2014-2015
LAPORAN
PRAKTIKUM BIOKIMIA II (KLINIK)
UJI
LIPID DAN KOLESTEROL
I.
TUJUAN
PRAKTIKUM
Mengetahui dan memahami cara menguji adanya lemak
atau lipd sebagai dasar dari keahlian di bidang Biokimia klinik
II.
PRINSIP
PERCOBAAN
Melakukan uji
lipid dan kolesterol dengan mereaksikan sampel
III.
DASAR
TEORI
Lipid merupakan senyawa yang
tersusun oleh rantai hidrokarbon yang panjang sehingga tidak larut dalam air.
Secara umum dibagi menjadi golongan lipid sederhana dan lipid kompleks. Lipid
sederhana adalah senyawa yang tidak mempunyai gugus ester dan tidak dapat
dihidrolisis, meliputi steroid. Glolongan lipid kompleks tersusun oleh
senyawa-senyawa yang mempunyai gugus ester dan dapat dihidrolisis, meliputi
minyak, lemak dan lilin.
Lemak atau minyak nabati atau hewan merupakan contoh dari gliserol dan
lemak jenuh atau minyak yang dapat dihidrolisis oleh larutan alkali menjadi
garam dari asam lemak yang sehari-hari kita kenal sebagai sabun. Reaksi
hidrolisis ini disebut penyabunan. Ester dapat dibuat dengan cara mereaksikan
asam karbosilat dengan alkohol yang dapat dikatalisis oleh asam mineral,
misalnya asam sulfat atau asam klorida. Reaksi yang terjadi merupakan suatu
keseimbangan. Apabila digunakan asam dalam jumlah yang sama, pada keadaan
seimbang akan diperoleh 67 % ester. Hasil ini ditingkat dengan menggunakan
pereaksi berlebihan atau dengan mengeluarkan air dari campuran.
Lemak netral tergolong senyawa-senyawa majemuk dan ikatannya menyerupai
ester. Asamnya terdiri atas asam-asam monokarbosilat yang tidak bercabang,
yaitu asam lemak sedangkan komponen alkoholnya gliserin merupakan suatu
alkohol. Banyaknya asam karbosilat yang diikatkan pada gliserin menghasilkan
mono dan trigiserida.
Gliserol
merupakan suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas 3 atom karbon. Jadi tiap
atom karbon mempunyai gugus –OH. Gliserol dapat diperoleh dengan jalan
penguapan hati-hati kemudian dimurnikan dengan destilasi pada tekanan rendah.
Gliserol
yang diperoleh dari hasil penyabunan lemak atau minyak adalah suatu zat cair
yang tidak berwarna dan mempunyai rasa yang agak manis.
Steroid merupakan lipid yang banyak
dialam. Pada umumnya senyawa ini ditemukan dalam bentuk sterol bebas, sterol
berikatan dengan glikosida atau sterol yang berbentuk ester. Dari kelompok sterol, kolesterol
merupakan salah satu yang paling melimpah. Kolesterol adalah salah satu jenis lemak yang di buat di hati dan
ditemukan pada makanan hewani.
Kolesterol adalah salah satu sterol yang penting dan terdapat banyak di
alam. Dari rumus kolesterol dapat dilihat bahwa gugus hidroksil yang terdapat
pada atom nomor 3 mempunyai posisi beta oleh karena dihubungkan dengan garis
penuh.
Kolesterol
adalah metabolit yang mengandung lemak sterol (bahasa Inggris: waxy steroid)
yang ditemukan pada membran sel dan disirkulasikan dalam plasma darah.
Merupakan sejenis lipid yang merupakan molekul lemak atau yang menyerupainya.
Kolesterol ialah jenis khusus lipid yang disebut steroid. Steroids ialah lipid
yang memiliki struktur kimia khusus. Struktur ini terdiri atas 4 cincin atom
karbon.
Kolesterol diperlukan oleh fungsi tubuh yang
penting seperti : Membangun dinding sel, Melindungai jaringan saraf, Membuat hormon. Ada dua tipe kolesterol yaitu yang
baik. (HDL atau High Density Lipid) dan
yang jahat dan jelek (LDL or Low Density Lipid.)
Kolesterol dapat larut dalam pelarut lemak, misalnya eter, kloroform,
benzena dan alkohol panas. Apabila terdapat dalam konsetrasi tinggi, kolesterol
mengkristal dalam bentuk kristal yang tidak berwarna, tidak berasa dan tidak
berbau dan mempunyai titik lebur 150-151oC.
Hanya
kolestrol yang termasuk kategori LDL (Low Density Lipoprotein) saja yang
berakibat buruk sedangkan jenis kolestrol HDL (High Density Lipoprotein)
merupakan kolestrol yang dapat melarutkan kolestrol jahat dalam tubuh. Batas
normal kolesterol dalam tubuh adalah 160-200 mg. Kadar kolesterol yang tinggi
dapat diturunkan dengan simvastatin.
Endapan kolesterol apabila terdapat dalam pembuluh darah dapat menyebabkan
penyempitan pembuluh darah karena dinding pembuluh darah menjadi makin tebal.
Hal ini mengakibatkan juga berkurangnya elastisitas atau kelenturan pembuluh
darah. Dengan penyempitan pembuluh darah dan berkurangnya kelenturan pembuluh
darah, maka aliran darah terganggu dan untuk mengatasi gangguan ini jantung
harus memompa darah lebih keras. Hal ini berarti jantung harus bekerja lebih
keras daripada biasanya.
Adanya kolesterol dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa reaksi
warna. Salah satu diantaranya adalah reaksi Salkowski. Apabila kolesterol
dilarutkan dalam kloroform dan larutan ini dituangkan di atas larutan asam
sulfat pekat dengan hati-hati maka bagian asam berwarna kekuningan dengan
flouresensi hijau bila dikenai cahaya. Bagian kloroform akan berwarna biru dan
yang berubah menjadi merah dan ungu. Larutan kolesterol dalam kloroform bila ditambahan
anhidrida asam asetat dan asam sulfat pekat, maka larutan tersebut mula-mula
akan berwarna merah, kemudian biru dan hijau. Ini disebut reaksi Lieberman
Burchard. Warna hijau yang terjadi ini ternyata sebanding dengan konsentrasi
kolesterol. Karenanya reaksi Lieberman Burchard dapat digunakan untuk
menentukan kolesterol secara kuantitatif. Dalam darah manusia normal terdapat
antara 150-200 miligram tiap 100 mL darah.
IV.
ALAT
DAN BAHAN
Alat
:
1. Beaker
glass
2. Rak
tabung reaksi
3. Gelas
ukur
4. Penangas
air
5. Pipet
tetes
6. Kaca
objek beserta tutupnya
7. Erlenmeyer
Bahan :
1.
Pereaksi Lipid
2.
Kertas saring
3.
Pelarut organik
4.
Minyak goreng
5.
Kuning telur
6.
Akuades
7.
Empedu ayam atau sapi
V.
CARA
KERJA
a. Uji
kelarutan lipid
b. Uji
pembentukan emulsi
c. Uji
penyabunan lipid
d. Uji
kolesterol
f. Uji
kristal kolesterol
VI.
DATA
HASIL PENGAMATAN
VII.
PEMBAHASAN
Lemak atau minyak nabati atau hewan merupakan contoh dari gliserol dan
lemak jenuh atau minyak yang dapat dihidrolisis oleh larutan alkali menjadi
garam dari asam lemak yang sehari-hari kita kenal sebagai sabun. Reaksi
hidrolisis ini disebut penyabunan. Ester dapat dibuat dengan cara mereaksikan
asam karbosilat dengan alkohol yang dapat dikatalisis oleh asam mineral,
misalnya asam sulfat atau asam klorida. Reaksi yang terjadi merupakan suatu
keseimbangan. Apabila digunakan asam dalam jumlah yang sama, pada keadaan
seimbang akan diperoleh 67 % ester. Hasil ini ditingkat dengan menggunakan
pereaksi berlebihan atau dengan mengeluarkan air dari campuran.
Pada
praktikum ini melakukan uji kelarutan lipid, pembentukan emulsi, uji penyabunan
lipid, uji kolesterol dan uji pengkristalan kolesterol..
Yang
pertama, uji kelarutan lemak. Mula-mula beberapa sampel dimasukkan kedalam
tabung reaksi dan ditambah minyak goreng 2 tetes. Dan didapatkan minyak larut
didalam etanol dan kloroform. Hal ini disebabkan oleh etanol dan kloroform
merupakan pelarut non polar. Jadi larut didalam pelarut nonpolar juga dalam hal
ini minyak goreng. Sedangkan minyak tidak larut dalam air, karena air bersifat
polar. Umumnya zat yang polar larut didalam pelarut polar juga, namun tidak
dapat larut didalam pelarut nonpolar. Hal ini dikarenakan adanya momen dipol
pada zat atau pelarut sehingga dapat berikatan dan berinteraksi dengan
sesamanya. Sedangkan pada pelarut nonpolar tidak memiliki momen dipol, sehingga
tidak bisa berinteraksi dengan zat yang polar, jadi tidak dapat larut.
Yang
kedua uji pembentukan emulsi. Pada tabung 1 yang berisi akuadest kemudian di
tetesi minyak goreng. Lalu diaduk dan terbentuk emulsi tidak stabil. Dan
terbentuk dua lapisan . minyak diatas dan air dibawah. Sedangkan pada tabung 2
yang ditetesi Na2CO3 tetap tidak tercampur dan membentuk
dua lapisan. Warnanya keruh. dan terjadi
emulsi tidak stabil, hal ini karena didalam larutan mengandung ir, jadi
walaupun tetap diberi Na2CO3 dalam lemak tetap Akkan
membentuk emulsi tidak stabil karena asam lemak bebas dalam larutan bereaksi
dengan soda membentuk sabun, tetapi tetap juga membentuk emulsi. pada tabung 3
yang berisi larutan empedu dan minyak goreng 2 tetes membentuk 2 lapisan.minyak
diatas dan empedu dibawah. Dan terjadi emulsi. Reaksi yang timbul adalah terjadinya
pengemulsian lemak oleh larutan empedu. Hal ini karena empedu berfungsi sebagai
pengemulsi lemak karena pada empedu mengandung garam sodium yang dapat
mengemulsi lemak pada minyak kelapa.
Percobaan
ketiga yaitu penyabunan lemak. Dan didapatkan hasil pembentukan sabun berhasil,
karena asam lemak jika bergabunng dengan alkali (NaOH) akan membentuk sabun,
dimana NaOH dalam hal ini berfungsi sebagai emulgator. Dengan adanya pemanasan
dan penambahan alkali (NaOH) maka senyawa lemak akan membentuk gliserol dan
sabun atau garam asam lemak. Proses ini lebih dikenal dengan nama saponifikasi.
Perbandingan jumlah busa (indikasi terbentuknya sabun) pada penambahan NaOH
adalah sama. Sedangkan untuk jumlah busa paling tinggi terdapat pada minyak.
Setelah itu ditambah alkohol agar busa larut.
Yang keempat uji kolesterol. Mula-mula sampel kuning telur ayam ditambah 2
mL kloroform, 10 tetes Anhidrat Asetat dan 3 tetes H2SO4 kemudian dikocok. Pada
campuran ini terdapat 3 lapisan, pada bagian atas berwarna hijau, bagian tengah
berwarna kuning dan bagian bawah berwarna putih. dan terasa panas saat tabung
dipegang. Berdasarkan literatur adanya kolesterol dapat ditentukan dengan
menggunakan beberapa reaksi warna. Salah satu di antaranya ialah reaksi
Salkowski. Apabila kolesterol dilarutkan asam sulfat pekat dengan hati-hati,
maka bagian asam berwarna kekuningan dengan fluoresensi hijau bila dikenai
cahaya. Bagian kloroform akan berwarna biru dan yang berubah menjadi menjadi
merah dan ungu. Larutan kolesterol dalam kloroform bila ditambah anhidrida asam
asetat dan asam sulfat pekat, maka larutan tersebut mula-mula akan berwarna
merah, kemudian biru dan hijau. Ini disebut reaksi Lieberman Burchard.
Pada percobaan kelima yakni ingin mengetahui bentuk kristal dari
kolesterol. Adapun hasil yang diperoleh dari percobaan ini ialah
terlihat/nampak ada gambar kristal setelah dilarutkan dalam air panas. Tapi uji
kristal ini tidak dilihat menggunakan mikroskop berhubung keterbatasan alat di
aboratorium, jadi hanya sampai diteteskan diatas kaca objek. Berdasarkan literatur kadar kolesterol yang
tinggi akan mengendap lalu membentuk kristal. Kolesterol dapat larut dalam
pelarut lemak, misalnyaeter, kloroform, benzena dan alkohol panas. Apabila terdapat
dalam konsentrasi tinggi, kolesterol mengkristal dalam bentuk kristal yang
tidakdapat berwarna, tidak berasa dan tidak berbau.
VIII.
KESIMPULAN
1. Lemak atau minyak nabati atau hewan merupakan contoh dari gliserol dan
lemak jenuh atau minyak yang dapat dihidrolisis oleh larutan alkali menjadi garam
dari asam lemak yang sehari-hari kita kenal sebagai sabun. Reaksi hidrolisis
ini disebut penyabunan.
2. Larutan
polar akan larut pada pelarut polar, dan tidak bisa larut dalam pelarut
nonpolar, begitupun sebaliknya. Air tidak dapat larut dalam lemak karena
memiliki momen dipol yang hanya bisa berikatan dengan sesamanya (polar).
3. Empedu
bisa mengemulsi lemak karena mengandung garam sodium yang dapat mengemulsi
lemak pada minyak kelapa.
4. Apabila
kolesterol dilarutkan asam sulfat pekat dengan hati-hati, maka bagian asam
berwarna kekuningan dengan fluoresensi hijau bila dikenai cahaya.
5. Kolesterol
akan mengendap jika diberi air panas dan jika dalam kadar yang tinggi akan
membentuk kristal.
6. Dengan
adanya pemanasan dan penambahan alkali (NaOH) maka senyawa lemak akan membentuk
gliserol dan sabun atau garam asam lemak. Dan dikenal dengan saponifikasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim,
2013. Pengertian dan fungsi lipid http://softilmu.blogspot.com/2013/07/
pengertian-dan-fungsi-lipid.html. diakses pada tanggal
20 maret 2014
Anonim.
2013. kolesterol. http://kamuskesehatan.com/arti/kolesterol/. Diakses pada
tanggal 12 maret 2014
Day,Jr.R.A.danUnderwood,A.L.1990.Analisa Kimia Kuantitatif.Jakarta:Erlangga.
Lehninger,
Albert L, 1982. “Dasar-Dasar
Biokimia Jilid I”. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Poedjadi,
Anna. 1994. ”Dasar-Dasar Biokimia”.
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia Press.