Senin, 24 Juni 2013

artikel "Rasulullah sosok pemimpin ideal"


Pemimpin adalah orang yang memimpin. Sedangkan pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang memiliki sifat adil, amanah, berjiwa sosial yang tinggi dan memberikan contoh yang baik terhadap orang-orang disekelilingnya.
            Baginda Nabi SAW adalah sosok pemimpin yang ideal, sosok pemimpin yang dihormati dan ditaati oleh umatnya, beliau selalu mengerjakan dan mengamalkan apa yang beliau hendak katakan kepada umatnya, dan meninggalkan apa yang beliau larang. Beliau tidak pernah menyuruh tanpa memberi contoh.
            Sifat kepemimpinan Nabi Muhammad SAW lebih tegas lagi dicantumkan didalam Al_Qur’an yaitu “Laqadjaa akum rasuulun min anfusikum ‘aziizum alaihi ma’anittum hariishun ‘alaikum bil mu’miniina rauufun rahiim . Yang artinya : Benar-benar telah datang kepada kalian seorang utusan dari kalangan kalian sendiri yang berat terasa olehnya (tak tahan ia melihat) penderitaan kalian; sangat menginginkan (keselamatan dan kebahagiaan) bagi kalian; dan terhadap orang-orang yang beriman, penuh kasih sayang lagi penyayang.”
            Nabi tak tahan melihat penderitaan umatnya, baik di dunia maupun di akhirat. Maka tak henti-hentinya Nabi menolong dan menyuruh ummatnya menolong mereka-mereka yang memerlukan pertolongan, menyantuni, dan menyuruh menyantuni fakir miskin, anak yatim, janda, dan kaum dhu’afa. Nabi tak tahan melihat penderitaan ummatnya, maka tak henti-hentinya Nabi berbuat ma’ruf, menjauhi kemungkaran, melakukan dan menganjurkan amar ma’ruf nahi munkar.
Nabi tidak tahan melihat penderitaan ummatnya. Nabi yang sudah dua hari tidak makan, ketika mendapatkan makanan, mendahulukan sahabatnya yang senasib. Nabi menangis ketika seorang bocah meninggal. Nabi menanyakan tukang sapu yang cukup lama tak kelihatan. Nabi menjenguk dan menganjurkan menjenguk dan mendo’akan orang sakit. Nabi melayat dan menganjurkan melayat. Bahkan ada riwayat yang menceritakan Nabi melayat seorang pecinta burung yang burungnya mati dan mendoakan agar segera mendapat ganti. Dan, Anda tentu pernah mendengar sabda Nabi Muhammad yang luar biasa ini: “Barang siapa meninggal dan meninggalkan warisan, maka ahli warisnyalah yang berhak atas warisan itu, namun bila meninggalkan utang, akulah yang menanggungnya.”