Minggu, 30 Maret 2014

laporan praktikum deteksi gula pereduksi



PRAKTIKUM 1
DETEKSI GULA PERDUKSI

I.                   TUJUAN PERCOBAAN
1.      Mampu memahami prinsip deteksi gula pereduksi secara umum yang merupakan keterampilan dasar dalam bidang keahlian biokimia klinik.
2.      Mampu memahami uji benedict dan fehling untuk mendeteksi gula pereduksi.

II.                PRINSIP KERJA
Mendeteksi gula pereduksi dengan menggunakan uji benedict dan uji fehling.

III.             DASAR TEORI
            Karbohidrat biasanya didefinisikan sebagai polihidroksi aldehida dan keton atau zat yang dihidrolisis menghasilkan polihidroksi aldehidaa dan keton. Karbohidrat biasa disebut juga karbon hidrat, hidrat arang, sacharon (sakarida) atau gula. Karbohidrat berarti karbon yang terhidrat. Rumus umumnya adalah Cx(H2O)y. Karbohidrat dibuat oleh tanaman melalui proses fotosintesis.
x CO2 + y H2O + energi matahari  ͢      Cx (H2O)y + x O2
            Karbohidrat adalah senyawa karbonil alami dengan beberapa gugus hidroksil. Yang tergolong karbohidrat adalah gula (monosakarida) dan polimernya yaitu oligosakarida dan polisakarida. Berdasarkan letak gugus karbonilnya, dapat dibedakan 2 jenis monosakarida yaitu: aldosa yang gugus karbonilnya berada di ujung rantai dan berfungsi sebagai aldehida dan keosa yang gugus karbonilnya berlokalisasi di dalam rantai.
            Jika diuraikan, ternyata karbohidrat hanya terdiri dari 3 unsur, yaitu karbon (C), hydrogen (H), dan oksigen (O). Senyawa yang termasuk karbohidrat sangat banyak mulai dari senyawa sederhana hingga senyawa dengan berat molekul 500.000 atau lebih. Senyawa-senyawa tersebut dapat digolongkan menurut jumlah senyawa penyusunnya yaitu monosakarida, oligosakarida,  oligosakarida dan polisakarida
            Monosakarida adalah karbohidrat paling sederhana. Jika dihidrolisis, senyawa-senyawa monosakarida sudah tidak dapat diuraikan lagi menjadi senyawa gula menjadi senyawa gula yang lebih sederhana. Contoh: glikosa dan fruktosa.
            Disakarida terdiri atas dua monosakarida yang terikat satu sama lain dengan ikatan glikosidik. Ikatan glikosidik biasanya terjadi antara atom C no. 1 dengan atom C no. 4 dengan melepaskan 1 mol air. Ikatan glikosidik terdapat pada gugus fungsi dalam karbohidrat, yaitu gugus aldehid pada glukosa dan gugus keton pada fruktosa. Disakarida dapat terbentuk dari hasil antara proses hidrolisis oligosakarida dan poli sakarida. Disakarida biasanya larut dalam air (hidrofilik). Beberapa contoh disakarida yakni sukrosa dan laktosa
            Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai moleku 2-10 monosakarida, yaitu trisakarida yang terdiri dari 3 molekul monoskarida dan tetrasakarida yang terbentuk dari empat molekul monosakarida. Salah satu trisakarida penting adalah rafinosa tang terdiri atas tiga molekul monoakarida yamg berikatan yaitu galaktosa-glukosa-fruktosa. Ikatan tersebut terbentuk antara atom karbon nomor 1 pada galaktosa dengan atom karbon 6 pada glukosa. Selanjutnya atom karbon nomor 1 pada glukosa berikatan dengan atom karbon 2 ada fruktosa
            Polisakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida, sehingga molekul polisakarida mempunyai berat molekul hingga beberapa ratus ribu. Polisakarida yang dihasilkan antara monosakarida sejenis (satu macam monosakarida) disebut homo polisakarida, sedangkan yang mengandung senyawa lain disebut heteropolisakarida. Polisakarida pada umumnya berupa senyawa putih dan tidak berasa manis. Beberapa polisakarida dapat larut dalam air. Contoh : glikogen,pati,amilum,selulosa
            Luff schrool merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam penentuan kadar karbohidrat secara kimiawi. Sample yang dipergunakan dalam praktikum ini adalah cracker beras yang banyak beredar dipasaran. Praktikum kali ini dilakukan untuk menetapkan kadar glukosa pada berbagai jenis cairan yang mengandung gula dengan menggunakan metode luff schoorl.
IV.             ALAT DAN BAHAN
Alat :
1.      Beaker glass
2.      Erlemeyer
3.      Labu Ukur
4.      Pipet Tetes
5.      Tabung reaksi 10 ml
6.      Bunsen
7.      Penjepit
8.      Stopwacth
Bahan :
1.      NaOH
2.      Aquadest
3.      Glukosa
4.      CuSO4.5 H2O
5.      Fehling A dan Fehling B
6.      Larutan benedict
7.       
V.                PROSEDUR KERJA

a.       Benedict







 














b.     
Tambahkan aquadest

 
Rounded Rectangle: Masukkan 1 ml Glukosa ke dalam tabung reaksi sebanyak 4 sampel

Fehling A dan Fehling B




 














VI.             DATA HASIL PENGAMATAN
a.       Uji Benedict
Reaksi
Waktu perubahan Warna
Warna yang terbentuk
Waktu terbentuk endapan
Warna endapan
I ml glukosa
23, 8 detik
Merah bata
30 detik
Endapan merah (lebih pekat)
1 ml glukosa + 1 ml aquadest
28 detik
Merah bata
45 detik
Endapan lebih pekat
1 ml glukosa + 2 ml aquadest
3 menit 26 detik
Merah bata
60 detik

1 ml glukosa + 4  ml aquadest
5 menit 18 detik
Merah bata (bawah), hijau lumut (atas
_
_
Note: waktu terbentuk endapan setelah terjadi perubahan warna konstan
b.      Uji Fehling A dan Fehling B
Reaksi
Waktu perubahan Warna
Warna yang terbentuk
Waktu terbentuk endapan
Warna endapan
I ml glukosa
30 detik
Tidak terjadi perubahan warna
2 : 31 detik
Warna tetap
1 ml glukosa + 1 ml aquadest
1 : 4 detik
Merah bata
5 :13 detik
Merah bata
1 ml glukosa + 2 ml aquadest
1:6 detik
Merah bata
3: 10 detik
Endapan coklat
1 ml glukosa + 4  ml aquadest
5 menit
Merah bata
1: 8 detik
Terdapat dua lapisan (terlalu lama didiamkan )


VII.          PEMBAHASAN

Karbohidrat adalah senyawa polihidroksi aldehid, polihidroksi keton atau senyawa yang dapat dihidrolisis menjadi jenis senyawa tersebut. Karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana disebut monosakarida, seperti glukosa dan fruktosa. Karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi dua molekul monosakarida disebut disakarida, seperti maltosa dan sukrosa. Karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi banyak molekul monosakarida disebut polisakarida, seperti amilum dan selulosa    
Glukosa adalah salah satu monosakarida sederhana yang mempunyai rumus molekul C6H12O6. Kata glukosa diambil dari bahasa Yunani yaitu glukus yang berarti manis, karena memang nyata bahwa glukosa mempunyai rasa manis. Nama lain dari glukosa antara lain dekstrosa, D-glukosa, atau gula buah karena glukosa banyak terdapat pada buah-buahan. Glukosa merupakan suatu aldoheksosa yang mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan.
Gula pereduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi senyawa-senyawa penerima elektron, contohnya adalah glukosa dan fruktosa. Ujung dari suatu gula pereduksi adalah ujung yang mengandung gugus aldehida atau keto bebas. Semua monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida (laktosa,maltosa), kecuali sukrosa dan pati (polisakarida), termasuk sebagai gula pereduksi. Umumnya gula pereduksi yang dihasilkan berhubungan erat dengan aktivitas enzim, yaitu semakin tinggi aktivitas enzim maka semakin tinggi pula gula pereduksi yang dihasilkan. Jumlah gula pereduksi yang dihasilkan selama reaksi diukur dengan menggunakan pereaksi asam dinitro salisilat/dinitrosalycilic acid (DNS) pada panjang gelombang 540 nm. Semakin tinggi nilai absorbansi yang dihasilkan, semakin banyak pula gula pereduksi yang terkandung
Pada praktikum yang berjudul deteksi gula pereduksi, kita akan menggunakan larutan fehling A, fehling B, dan larutan benedict. Mula-mula sampel ( glukosa ) diambil 1 ml sebantak 4 sample. Lalu ditambahkan aquadest masing-masing dengan perbandingan 1:0, 1:1, 1:2, 1:4. .lalu ditetesi larutan benedict dan didapatkan warna merah bata. setelah itu dipanaskan selama 20 detik Tujuan dari pemanasan adalaah untuk mempercepat reaksi yang terjadi, lalu setelah itu ditetesi NaOH 1 tetes dan didiamkan sejenak. Lalu akan terbentuk endapan merah lebih pekat pada glukosa 1:0 dan 1:1.
Pereaksi Benedict mengandung atom Cu yang terikat sebagai kompleks. Pereaksi ini dapat mengoksidasi gula pereduksi seperti halnya larutan Fehling. Pereaksi Benedict dapat mendeteksi gula dengan konsentrasi 0,01%. Endapan Cu2O dapat berwarna merah, kuning atau hijau kekuningan bergantung pada warna asal dan jumlah gula pereduksi yang direaksikan.
Larutan Benedict dibuat dengan melarutkan natrium sitrat (Na3C6H5O7. 11H2O) dan zat anhidrous. Melarutkan CuSO4 hidrat ke dalam air dan memasukkannya perlahan-lahan ke dalam larutan sitrat. Jika dalam cuplikan tidak terdapat gula pereduksi, maka larutan jernih. Jika terdapat gula pereduksi, maka akan terbentuk endapan Cu2O.
Berikut reaksi yang terjadi:

            O                                                    O
                                                               
     R—C—H  + 2Cu2+ [sitrat]        R—C—H + Cu2O

Pada percobaan kedua menggunakan larutan fehling, prosedur sama dengan saat menggunakan larutan benedict. Mula-mula sampel ( glukosa ) diambil 1 ml sebanyak 4 sample. Lalu ditambahkan aquadest masing-masing dengan perbandingan 1:0, 1:1, 1:2, 1:4. Selanjutnya ditetesi fehling A dan fehling B masing-masing 2 tetes. Lalu larutan yang semulanya berwarna biru akan berubah warna menjadi merah bata. Lalu dipanaskan dan masing-masing terdapat endapan dengan warna yang lebih pekat.
Larutan Fehling terdiri dari dua lapisan. Larutan Fehling A dibuat dengan melarutkan kristal Cu (II) sulfat ke dalam air yang mengandung beberapa tetes asam sulfat encer. Larutan Fehling B dibuat dengan melarutkan NaOH dan natrium kalium tartarat (garam Rochelle) ke dalam air. Pereaksi Fehling digunakan dengan mencampurkan Fehling A dan B dengan volume yang sama. Jika terdapat gula pereduksi pada cuplikan maka warna biru dari pereduksi Fehling akan hilang dan endapan merah atau kuning dari Cu2O akan terbentuk.
            O                                                                   O
                                                                              
     R—C—H  + 2Cu2+ [tartarat] + 5OH-       R—C—O-  + Cu2O + 3H2O
                                                                                                                       

VIII.       KESIMPULAN
1.      Gula pereduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi senyawa-senyawa penerima elektron
2.      Larutan Benedict mereduksi glukosa dengan merubah warna larutan menjadi merah bata dan terbentuk endapan dengan warna yang lebih pekat.
3.      Fehling A dan fehling B mereduksi glukosa dari warna biru menjadi warna merah bata dengan endapan yang lebih pekat.
4.      Fungsi pemanasan adalah untuk mempercepat terjadinya reaksi.






DAFTAR PUSTAKA


Lehninger AL. 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. Suhartono MT, penerjemah. Jakarta: Erlangga.

Poedjiadi A, Supriyanti FT. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI press.

Sumardjo D. 2008. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC.

1 komentar:

  1. Online Casino Site - Lucky Club
    Live Vegas online casino. Play Slots, Jackpots, Blackjack, Roulette, Live Baccarat, Live Blackjack, Poker and luckyclub.live so much more with us!

    BalasHapus