Jumat, 07 Februari 2014

laporan Analisa kualitatif gugus fungsi karbonil (Aldehid dan keton)





LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I


 







NAMA ANGGOTA              : 1. VICKY ANDREAN               (08121006006)
                                                  2. FITRIA EKA NURAINI        (08121006010)
                                                  3. ANGGIA PERAMAHANI    (08121006042)
                                                  4. ARIO FIRANA                      (08121006048)
                                                  5. PUTRI NADASARI               (08121006054)
                                                  6. CHAZA SITI IKHSANZA     (08121006066)
JURUSAN / KELOMPOK    : FARMASI / IV
PERCOBAAN                       : ANALISA KUALITATIF GUGUS FUNGSI                     KARBONIL (ALDEHID DAN KETON)
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 1

I.                   NOMOR PERCOBAAN      :    III (Tiga)
II.                NAMA PERCOBAAN         :    Analisa kualitatif gugus fungsi karbonil  (Aldehid dan keton)
III.             TUJUAN PERCOBAAN      :
1.      Agar mahasiswa mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi pada senyawa karbonil (aldehid dan keton)
2.      Agar mahasiswa mengetahui reaksi yang membedakan aldehid dan keton

IV.             DASAR TEORI
            Aldehida merupakan senyawa organik yang memiliki gugus karbonil terminal. Gugus fungsi ini terdiri dari atom karbon yang berikatan dengan atom hidrogen dan berikatan rangkap dengan atom oksigen. Golongan aldehida juga dinamakan golongan formil atau metanoil. Kata aldehida merupakan kependekan dari alcohol dehidrogenasi yang berarti alkohol yang terdehidrogenasi. Golongan aldehida bersifat polar. (budiyanto, 2013, http : budisma.web.id)
            Aldehida merupakan senyawa organik yang mengandung unsur C, H, dan O dengan rumus R-CHO, dimana :
R        : Alkil
-CHO : Gugus fungsi aldehida
Contoh :

Sudut yang dibentuk oleh gugus fungsi –CHO sebesar 120 derajat  dan panjang ikatan rangkap C=O sebesar 0,121 nm.
Contoh struktur :
 

 

 

Tatanama Aldehida

Pemberian nama aldehida dilakukan dengan mengganti akhiran –a pada nama alkana dengan –al.
Contoh :
Tentukan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon paling panjang yang terdapat gugus karbonil.
Contoh :
Tentukan substituen yang terikat pada rantai utama.
Contoh :
Penomoran substituen dimulai dari atom C gugus karbonil.
Contoh :
Jika terdapat 2/lebih substituen berbeda dalam penulisan harus disusun berdasarkan urutan abjad huruf pertama nama substituen.
Contoh :
Awalan di-, tri-, sek-, ters-, tidak perlu diperhatikan dalam penentuan urutan abjad sedangkan awalan yang tidak dipisahkan dengan tanda hubung (antara lain : iso-, dan neo-) diperhatikan dalam penentuan urutan abjad.
Contoh :
Aldehida tak bercabang
Berikut ini daftar nama trivial beberapa aldehida yang tidak bercabang:
Aldehida bercabang
 Tentukan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon paling panjang yang terdapat gugus karbonil.
Contoh :
 Tentukan substituen yang terikat pada rantai utama.
Contoh

Penomoran substituen dimulai dari atom karbon yang mengikat gugus karbonil
dengan huruf α, β, γ.
Contoh :

Sifat Fisik Aldehida, Aldehida dengan 1-2 atom karbon (formaldehida, dan asetaldehida) berwujud gas pada suhu kamar dengan bau tidak enak. Aldehida dengan 3-12 atom karbon berwujud cair pada suhu kamar dengan bau sedap. Aldehida dengan atom karbon lebih dari 12 berwujud padat pada suhu kamar. Aldehida suku rendah (formaldehida, dan asetaldehida) dapat larut dalam air. Aldehida suku tinggi tidak larut air.
Sifat Kimia aldehida  : Oksidasi aldehida dengan campuran kalium bikromat dan asam sulfat akan menghasilkan asam karboksilat. ; Aldehida dapat mereduksi larutan Fehling menghasilkan endapan merah bata dari senyawa tembaga(I) oksida. ; Aldehida dapat mereduksi larutan Tollens menghasilkan cermin perak.
(anonim, 2011, http : //sherchemistry.org.com)

Keton atau alkanon adalah suatu senyawa turunan alkana dengan gugus fungsi –C=O- yang memiliki rumus umum CnH2nO. Sama seperti aldehid, keton juga memiliki guguskarbonil (C=O). Hanya saja, gugus karbonil pada keton berikatan dengan dua karbon sehingga ciri ini dapat digunakan untuk membedakan keton dari senyawa-senyawa dengan gugus karbonil lain seperti asam karboksilat, aldehid, ester, amida, dan senyawa-senyawa beroksigen lainnya. Penamaan keton secara IUPAC umumnya dilakukan dengan mengganti akhiran –a pada alkanamenjadi –on. Contohnya adalah propana menjadi propanon. Sedangkan berdasarkan penamaan sederhana, nama lazim keton adalah alkil alkil keton. Kedua gugus alkil disebut secara terpisah dan diakhiri dengan kata keton. Contohnya adalah CH3-CO-C2H5disebut metil etil keton dan CH3-CO-CH3 disebut dimetil keton.
Rumusan penentuan tata nama untuk senyawa keton didasarkan pada beberapa hal: Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung gugus fungsi ; Penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai induk sehingga posisi gugus fungsi mendapat nomor terkecil.
Rumus penentuan tata nama keton secara umum adalah: (no.cabang) (nama cabang dan gugus fungsi lain) (no.gugus fungsi) (nama rantai induk)
Contohnya:
CH3-CO-C3H7: 2-pentanon = metil propil keton
CH3-CO-CH(CH3)-C2H5: 3-metil-2-pentanon = sekunderbutil-1-metil keton
CH3-CH(CH3)-CO-C2H5: 2-metil-3-pentanon = etil isopropil keton

Keton paling sederhana adalah keton dengan 3 atom C, yaitu C3H6O, diberi nama propanon, namun sehari-hari sering disebut sebagai aseton. Para perempuan tentu tidak asing dengan nama aseton, karena merupakan salah satu bahan yang banyak digunakan pada pembersih kuteks (nail polish remover). Mengapa propanon adalah keton yang paling sederhana dan tidak ada keton dengan jumlah atom C di bawah 3? Hal ini dikarenakan bentuk struktur keton yang khas. 1 atom C sudah berikatan dengan atom O membentuk gugus fungsi, sedangkan gugus fungsi tersebut mengikat 2 atom C lagi, sehingga total atom C hanya 3.
Keton memiliki beberapa sifat khusus, yaitu:  Sifat Fisis : Bersifat polar karena adanya gugus karbonil ; Lebih mudah menguap dibandingkan alkohol dan asam karboksilat  Sifat Kimia : Merupakan reduktor yang lebih lemah dari aldehid ; Dapat menghasilkan alkohol sekunder
Adapun reaksi-reaksi dari senyawa keton: Oksidasi, Karena keton merupakan reduktor yang lebih lemah dibandingkan aldehid, maka zat-zat pengoksidasi lemah seperti reagen Tollens dan Fehling tidak dapat mengoksidasi keton. Prinsip ini dapat digunakan untuk membedakan keton dari aldehid. Adapun reaksi tersebut dapat ditulis sebagai:
Aldehid + reagen Tollens → cermin perak
Keton + reagen Tollens → tidak ada reaksi
Aldehid + reagen Fehling → endapan merah bata
Keton + reagen Fehling → tidak ada reaksi
Reduksi, Melalui reduksi, dari keton dapat dihasilkan alkohol sekunder. Reaksinya adalah: R-CO-R’ + H2 → R-CHOH-R’
Kegunaan keton: Aseton (propanon) digunakan sebagai pelarut, khususnya untuk zat-zat yang kurang polar dan non-polar ; Aseton juga digunakan sebagai pembersih cat kuku/kuteks (nail polish remover) ; Beberapa keton siklik digunakan sebagai bahan pembuatan parfum karena memiliki bau harum. (nimonoire, 2012, http : bisakimia.com)
Keton merupakan senyawa organik yang mengandung unsur C, H, dan O dengan rumus R-CO-R’, dimana: R        : Alkil    -CO- : gugus fungsi keton (karbonil)

Contoh :
Sudut yang dibentuk oleh gugus fungsi –CO- sebesar 120 derajat dan panjang ikatan rangkap C=O 0,121 nm.






Tatanama Keton,  IUPAC

Pemberian nama keton dilakukan dengan mengganti akhiran –a pada nama alkana dengan –on
.
Tentukan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon paling panjang yang mengandung gugus karbonil.
Contoh :
Tentukan substituen yang terdapat dalam rantai utama.
Penomoran substituen dimulai dari ujung yang terdapat gugus karbonil (-CO-) dengan nomor atom C paling rendah.
    
Jika terdapat 2/lebih substituen berbeda, dalam penulisan harus disusun berdasarkan urutan abjad huruf pertama nama substituen.
Awalan di-, tri-, sek-, ters-, tidak perlu diperhatikan dalam penentuan urutan abjad sedangkan awalan yang tidak dipisahkan dengan tanda hubung (antara lain : iso-, dan neo-) diperhatikan dalam penentuan urutan abjad.
Contoh :       

 

Trivial (Nama Umum) Tentukan gugus-gugus alkil (substituen) yang mengikat gugus karbonil (-CO-).
Contoh :     

Tambahkan akhiran “keton” setelah nama-nama subtituen.
    
Penulisan substituen alkil tidak harus menurut urutan abjad.
(budi,2012, http : // budisma.web.id)


V.              ALAT DAN BAHAN
Alat
·         Rak dan tabung reaksi
·         Penangas
·         Beaker gelas 100 ml
·         Batang pengaduk
·         Stopwatch
·         Gelas ukur5 ml

Bahan

·         Reagen tollens
·         NaOH 5%
·         Aseton
·         Reaksi fehling
·         2 pentanon
·         Larutan NaHSO3
·         2,4 dinitrofenilhidrazina
·         Asetaldehid
·         Benzaldehid
·         Iodida






VI.  PROSEDUR  PERCOBAAN

1.      Uji Tollent











2 ml kelarutan yang akan dianalisa, dimasukkan
 






1-2 ml pereaksi tollent
 





Hasil pengamatan, uji positif, jika terbentuk cincin perak (jika belum dipanaskan larutan dengan penangas )
 
 









2.      Uji Fehling



















2-4 tetes pereaksi fehling (A dan B ) ditetesi di tabung reaksi
 






Ditambahkan
 



Bahan yang diuji
 






Dipanaskan
 




Tabung reaksi di air yang mendidih
 






Diamati

 



Perubahan setelah 10-15 menit uji positif, apabila dengan aldehid terbentuk endapan merah
 
 










3.     
2 ml NaHSO3 dimasukkan ke tabung
 
Adisi Bisulfit













Ditambahkan
 




2 ml bahan uji
 


 







4.     
Dicatat dan diamati
 
Larutan iodium sedikit demi sedikit dimasukkan sambil diguncang hingga warna iodium tidak hilang lagi
 
Ditambahkan
 
5 tetes aseton
 
Ditambahkan
 
3 ml NaOH 5% dimasukkan ketabung
 
Iodoforom Tes







5.     
0,5 ml dinitrofenilhidrazina dimasukkan ke dalam tabung reaksi
 
Uji dengan 2,4 dinitrofenilhidrazina













Ditambahkan
 






5-10 tetes bahan yang diuji
 





Tutup tabung dan kocok dengan kuat 1-2 menit
 





Catat hasil perubahan uji positif ditandai dengan terbentuknya endapan merah
 
 
























VI.             SIFAT FISIKA DAN KIMIA BAHAN
            Aseton, berbentuk cairan, mudah menguap, tidak berwarna, beraroma mint dan manis,  berasa manis; Rumus molekul C3H6O; Berat molekul 58,08; Titik didih 56oC (133F); Titik beku -95 oC (-139F); Titik lebur -94oC; Tekanan uap 180 mmHg @ 20 C; Berat jenis uap (udara=1) 2,0; Berat jenis (air=1) 0,7899; larut dalam air;
larut dalam alkohol, eter, benzen, kloroform, dimetilformamid, minyak.     
            NaHSO berwujud solid. Taste: Saline. Alkaline. Berat molekul: 84.01g/mole. Warna: Putih. Gravitasi spesifik: Kepadatan: 2,159 (Air = 1). Dispersi Properties: Lihat kelarutan . Larut dalam air dingin. Sedikit larut dalam alkohol. Kelarutan dalam Air: 6.4, 7.6, 8.7, 10.0, 11.3, 12.7, 14.2, 16.5, 19.1 g/100 solusi pada 0, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 80, 100 deg adn. C, masing-masing. Kelarutan dalam Air: 6,9, 8,2, 9,6, 11,1, 12,7, 14,5, 16,5, 19,7, dan 23,6 g/100g air pada 0, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 80, 100 deg. C, masing-masing.
            NaOH berwujud cairan,  tidak berwarna atau agak keruh, bau iritasi, pH: basa kuat> 14. Titik didih: 145 0C untuk ~ 50% NaOH Solution Gravitasi: 1,51-1,54. Tekanan uap: ~ 6,3 mm Hg @ 400C. Larut dalam air , asam: tercampur.
2-Pentanon emiliki berat Molekul: 86,13 g / mol. Warna: Jelas tak berwarna.. Titik didih: 102 ° C (215,6 ° F). Melting Point: -77,5 ° C (-107,5 ° F). Spesifik Gravity: 0,809 (Air = 1). Tekanan Uap: 27 mm Hg (@ 20 ° C). Densitas Uap: 3 (Air = 1). Volatilitas: Tidak tersedia. Ambang Bau: 7.9 PPMP. 4. Air / Minyak Dist. . Coeff: Produk ini lebih mudah larut dalam minyak, log (minyak / air) = 0,1.
Asetaldehid berwujud cair. Bau: Fruity. Tajam. (Strong.). Taste: berdaun hijau. Molekul Berat: 44.05 g / mol. Warna: tak berwarna.. Titik didih: 21 ° C (69,8 ° F). Melting Point: -123,5 ° C (-190,3 ° F). Suhu kritis: 188 ° C (370,4 ° F) p. 4. Spesifik Gravity: 0.78 (Air = 1). Tekanan Uap: 101,3 kPa (@ 20 ° C). Kepadatan uap: 1.52 (Air = 1). Ambang Bau: 0,21 ppm. Dispersi Properties: Lihat kelarutan dalam air, dietil eter, aseton.Mudah larut dalam air dingin, air panas. Larut dalam dietil eter, aseton. Larut dengan benzena, bensin, nafta pelarut,toluena, xilena, terpentin. Kelarutan dalam air: 1000 g / l @ 25 deg. C.
Benzaldehida berwujud cair. Molekul berat: 106,13 g / mol. Titik didih: 179 ° C (354,2 ° F). Melting point: -26 ° C (-14.8 ° F). Spesifik gravity: 1.04 (Air = 1). Tekanan uap: 0.1 kPa (@ 20 ° C). Kepadatan uap: 3.66 (Air = 1). Dan angat sedikit larut dalam air dingin
Iodida  berwujud solid. (Deliquescent kristal padat.), rasa: Bitter. Saline. (Strong.), berat molekul: 166 g / mol, warna: putih. Titik didih: 1330 ° C (2426 ° F). Melting Point: 681 ° C (1257,8 ° F). Spesifik Gravity: 3.1 (Air = 1). Dispersi properties: Lihat kelarutan dalam air, metanol, aseton. Dan mudah larut dalam air dingin, air panas. Larut dalam metanol. Sebagian larut dalam aseton.
2,4-Dinitrofenilhidrozin berwujud solid. Berat molekul: 198,14 g / mol. Melting Point: 200 ° C (392 ° F). Kelarutan: larut dalam air dingin.








VIII.MSDS ( Material Safety Data Sheet)
            Aseton, jauhkan dari panas dan sumber api. Berbahaya jika tertelan. Hindari menghirup uap. Gunakan dengan ventilasi yang memadai. Hindari kontak dengan mata, kulit, dan pakaian. Cuci bersih setelah menangani. Simpan wadah tertutup.Jika terkena kulit  lepaskan pakaian yang terkontaminasi. Cuci bagian yang terbuka dengan sabun dan air. Jika gejalanya menetap, dapatkan bantuan medis. Jika kontak dengan mata, cuci mata dengan banyak air selama minimal 15 menit, angkat tutup sesekali. Carilah Bantuan Medis. Jika terhirup, cari udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Jika tertelan, dimuntahkan segera setelah memberikan dua gelas air. Dilarang memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang pingsan.
NaHSO, jika kontak dengan mata periksa dan lepaskan lensa kontak. Dalam kasus kontak, segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan bantuan medis jika iritasi occurs.p. 2. Kontak Kulit: Cuci dengan sabun dan air. Tutupi kulit yang teriritasi dengan emolien. Dapatkan bantuan medis jika terjadi iritasi. air dingin dapat digunakan. Jika terhirup, pindahlah ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan pertolongan medis. Tertelan: JANGAN dimuntahkan kecuali diarahkan untuk melakukannya oleh tenaga medis. Dilarang memberikan apapun melalui mulut kepada sadar orang. Kendurkan pakaian ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.
NaOH, jika terkena kulit lepaskan pakaian yang terkontaminasi dan segera mencuci kulit selama minimal 15 menit. Panggilan atau melihat dokter. Jika kontak dengan mata segera bilas mata dengan sejumlah besar air, sesekali mengangkat kelopak mata atas dan bawah dan memutar bola mata. Lanjutkan pembilasan selama minimal 15 menit. Lihat dokter. Jika terhirup, cari udara segar. Jika pernapasan berhenti, mengelola pernapasan buatan. Lihat dokter.jika tertelan: JANGAN memancing muntah. Jika seseorang sadar,memberikan 2 atau lebih gelas air. Jika pingsan, tidak pernah memberikan apapun melalui mulut. Hubungi dokter segera.
Asetaldehid, jika kontak dengan mata periksa dan lepaskan lensa kontak. Segera basuh mata dengan air mengalir selama setidaknya 15 menit, dengan kelopak mata tetap terbuka. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan perawatan medis. Kontak Kulit: Dalam kasus kontak, segera basuh kulit dengan banyak air. Tutupi kulit yang teriritasi dengan emolien. Hapus terkontaminasi pakaian dan sepatu. Air dingin mungkin pakaian used.Wash sebelum digunakan kembali. Bersihkan sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan medis perhatian. Jika terhirup, pindahlah ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan medisperhatian. Terhirup serius : Evakuasi korban ke daerah yang aman sesegera mungkin. Kendurkan pakaian ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Jika korban tidak bernafas, melakukan mulut ke mulut resusitasi. Carilah medis perhatian. Tertelan: JANGAN dimuntahkan kecuali diarahkan untuk melakukannya oleh tenaga medis. Dilarang memberikan apapun melalui mulut kepada sadar orang. Jika sejumlah besar bahan ini tertelan, teleponlah dokter dengan segera. Kendurkan pakaian ketat seperti kerah,dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang
Benzaldehida , jika kontak mata,terhirup, dan termakan. Dapat menyebabkan kerusakan pada organ berikut: paru-paru, sistem saraf, membran mukosa. Sangat berbahaya dalam kasus menelan. Berbahaya dalam kasus kontak kulit (iritan), inhalasi. Sedikit berbahaya dalam kasus kontak kulit (permeator). Pengendalian,sediakan ventilasi pembuangan atau kendali teknik lain untuk menjaga konsentrasi udara uap di udara. Pastikan bahwa tempat pencucian berupa air mengalir. Perlindungan diri yaitu menggunakan splash kacamata. Jas lab. Vapor respirator. Pastikan untuk menggunakan respirator yang disetujui / bersertifikat atau setara. Sarung tangan. Perlindungan pribadi dari Kasus Tumpahan Besar: Splash kacamata. Penuh sesuai. Vapor respirator. Boots. Sarung tangan. Sebuah alat bernafas mandiri contained harus digunakan untuk menghindari inhalasi produk. Pakaian pelindung yang disarankan mungkin tidak cukup; periksakan ke dokter spesialis apabila telah terjadi kontak dengan produk.
2-Pentanon, jika kontak dermal, kontak mata, terhirup, dan termakanan.Dapat menyebabkan substansi, adalah racun bagi ginjal, paru-paru, sistem saraf, hati. Efek beracun lainnya pada Manusia: Berbahaya dalam kasus kontak kulit (iritan, permeator), menelan, inhalasi. Pengendalian,sediakan ventilasi pembuangan atau kendali teknik lain untuk menjaga konsentrasi udara uap di udara. Pastikan bahwa tempat pencucian berupa air mengalir. Perlindungan diri yaitu menggunakan splash kacamata. Jas lab. Vapor respirator. Pastikan untuk menggunakan respirator yang disetujui / bersertifikat atau setara. Sarung tangan. Perlindungan pribadi dari Kasus Tumpahan Besar: Splash kacamata. Penuh sesuai. Vapor respirator. Boots. Sarung tangan. Sebuah alat bernafas mandiri contained harus digunakan untuk menghindari inhalasi produk. Pakaian pelindung yang disarankan mungkin tidak cukup; periksakan ke dokter spesialis apabila telah terjadi kontak dengan produk.
Iodida, jika kontak dengan mata, periksa dan lepaskan lensa kontak. Dalam kasus kontak, segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan bantuan medis jika terjadi iritasi.Kontak Kulit:Cuci dengan sabun dan air. Tutupi kulit yang teriritasi dengan emolien. Dapatkan bantuan medis jika terjadi iritasi. air dingindapat digunakan.  Jika terhirup, pindahlah ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan medisperhatian. Tertelan:JANGAN dimuntahkan kecuali diarahkan untuk melakukannya oleh tenaga medis. Dilarang memberikan apapun melalui mulut kepada sadarorang. Jika sejumlah besar bahan ini tertelan, teleponlah dokter dengan segera. Kendurkan pakaian ketat seperti kerah,dasi, ikat pinggang atau pinggang.
2,4-Dinitrofenilhidrozin, jika kontak dengan mata periksa dan lepaskan lensa kontak. Jangan gunakan salep mata. Carilah attention.p medis. Setelah kontak dengan kulit, segera cuci dengan air yang banyak. Lembut dan benar-benar mencuci kulit terkontaminasi dengan berjalan air dan sabun non-abrasif. Sangat berhati-hati untuk lipatan bersih, celah-celah, lipatan dan pangkal paha. Tutupi kulit yang teriritasi dengan emollient. Jika terjadi iritasi, mencari perhatian medis. Cuci pakaian yang terkontaminasi sebelum digunakan kembali. Jika kontak kulit serius cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti-bakteri. Carilah segera medis pertolongan. Terhirup: Biarkan korban untuk beristirahat di tempat yang berventilasi baik. Mencari perhatian medis segera. Terhirup serius: Evakuasi korban ke daerah yang aman sesegera mungkin. Kendurkan pakaian ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Jika korban tidak bernafas, melakukan mulut ke mulut resusitasi. Carilah medis perhatian. Tertelan: Jangan memaksakan muntah. Periksa bibir dan mulut untuk memastikan apakah jaringan yang rusak, kemungkinan indikasi bahwa bahan beracun tertelan, tidak adanya tanda-tanda seperti itu, bagaimanapun, tidak meyakinkan. Kendurkan pakaian ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Jika korban tidak bernafas, melakukan mulut ke mulut resusitasi. Mencari perhatian medis segera.






IX. PERTANYAAN PRAPRAKTEK
      1.            Tuliskan struktur umum aldehida dan keton dan tunjukkan gugus fugsinya!
Jawab :
http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcT_AH8tZ1WyvPeTWZybFp27FEQjccHBM9FiJr5d8wY0I3M8gsZXjQhttp://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSczP_ysRbdosEx-zUMnC8M5HYCPmgsITXL_Hz28oPYz6IGeRhS         
Gugus fungsinya –COH untuk aldehida dan –COR untuk Keton   
      2.            Jelaskan kegunaan aldehida dan keton dalam kehidupan sehari-hari!
Jawab:
a.       Aldehida digunakan  untuk desinfektan dan mengawetkan senyawa organik.
b.      Keton digunakan untuk campuran parfum dan kosmetik,pembersih cat kuku, dan obat bius.















X. DATA HASIL PENGAMATAN

1.      Uji Fehling
    No
Sampel
Pengamatan (+ / - )
1
Benzaldehid
( + ) Endapan Kuning
2
Aseton
( - ) Endapan Biru

2.      Adisi Bisulfit
              No
Sampel
Pengamatan (+ / - )
1
Benzaldehid
( + ) Endapan Putih
2
Aseton
( + ) Endapan Putih


3.      Iodoform Test
 No
Sampel
Pengamatan (+ / - )
1
Benzaldehid
( + ) Tidak ada endapan, warna keruh
2
Aseton
( + ) Endapan kuning






XI. Perhitungan Dan Reaksi
            Reaksi

1.      Uji Fehling
·         Aseton








 





                   
·         Benzaldehid








 







                                                                                                                      
2.      Uji Bisulfit
·         Aseton





 





·         Asetaldehid






 









·         Benzaldehid





 









3.      Uji Iodoform


 













 






























XII. PEMBAHASAN
Yang diartikan sebagai analisa meliputi meneliti kandungan yang ada di dalam sebuah larutan atau cuplikan, zat-zat tersebut yang terkandung di dalamnya dapat kita ketahui dengan mereaksikan dengan senyawa lainnya, memanaskannya, dan lain-lain. Setelah memanaskan atau mencampurkan dengan senyawa lain kita dapat melihat hasil reaksi tersebut.
Ada dua jenis analisa, antara lain : analisa kualitatif dan analisa kuantitatif. Yang dimaksud dengan analisa kualitatif diartikan sebagai analisa yang tidak memperhatikan pengukuran dan perhitungan, sehingga praktikan hanya mengira-ngira saja berapa banyak senyawa yang akan direaksikan. Hasilnya pun hanya melihat kualitatifnya saja, maksudnya praktikan hanya menggunakan indra untuk menelitinya, seperti : bau, warna, dingin atau hangat, dan lain-lain. Seperti halnya dengan analisa yang dilakukan pada percobaan ini.
            Sedangkan analisa kuantitatif dapat didefinisikansebagai analisa yang sangat memperhatikan perhitungan dan pengukuran, misalnya saja dalam praktikum, praktikan harus meraksikan 20tetes HCl ke dalam 10ml larutan NaOH, hal itu harus benar-benar dilakukan menuangkan 20tetes HCl dan tidak boleh meleset.
            Pada uji fehling, suatu larutan uji terjadi reaksi positif jika terdapat endapan merah bata. Uji fehling bertujuan untuk mengetahui adanya gugus aldehid. Reagent yang digunakan dalam percobaan ini antara lain : fehling A (CuSO) dan fehling B (NaOH dan KNa tartarat). Pada uji fehling dilakukan pemanasan. Pemanasan ini bertujuan untuk melepas atau memutus ikatan gugus aldehid pada larutan uji dan dapat bereaksi dengan ion hidroksil membentuk karboksilat. CuO akan terbentuk dan menyebabkan endapan merah bata. Pembentukan CuO terjadi karena rekasi samping pembentukan asam karboksilat. Aldehid sangat mudah dioksidasi, bahkan dengan oksidator lemah seperti fehling, membentuk asam karboksilat dengan jumlah atom kerbon yang sama dengan aldehid asalnya. Sedangkan keton tidak dapat dioksidasi dengan menggunakan oksidator lemah, hanya dapat dioksidasi dengan oksidator kuat seperti HNO pekat sehingga terjadi pemutusan ikatan karbon-karbon, tetapi mengasilkan dua asam karboksilat yang jumlah atom karbonnya lebih sedikit dari semula. Sehingga reagent fehling hanya dapat digunakan untuk menganalisa gugus aldehid pada suatu larutan uji.
            Uji dengan adisi bisulfit digunakan untuk menganalisa terdapatnya gugus karbonil ( aldehid dan keton) dalam sebuah larutan sampel. Pada uji ini, reaksi positif jika terdapat endapan putih. Uji bisulfit dapat digunakan untuk analisis gugus aldehid dan keton. Tetapi bukan seluruh gugus keton yang dapat dianalisis oleh adisi bisulfit ini, hanya keton yang memiliki gugus metil pada karbonilnya. Aseton tidak mengandung gugus yang besar, sehingga mempunyai halangan sterik yang reltif kecil. Oleh karena itu reaksi adisi bisulfit dapat berlangsung. Endapan putih tersebut didapat pada warna natrium sulfit.
            Tes iodoform digunakan untuk menganalisis gugus keton. Uji positif dalam reaksi ini, jika terdapat endapan bewarna kuning. Endapan bewarna kuning didapat dari CHI atau iodoform. Endapan kuning didapatkan dengan penambahan iodin berlebih. Uji iodoform juga dikenal dengan sebutan halogenasi alfa untuk metil keton, tetapi uji ini tidak spesifik dengan metil keton. Iodin dapat diartikan sebagai zat pengoksidasi lembut dan senyawa yang dapat dioksidasi menjadi senyawa karbonil metil sehingga akan menunjukkan uji positif.
            Pada percobaan ini digunakan bahan uji atau sampel diantaranya: benzaldehid, asetaldehid, dan aseton. Benzaldehid digunakan untuk menunjukkan adanya gugus aldehid. Asetaldehid digunakan untuk menunjukkan gugus aldehid, serta asetaldehid digunakan untuk menunjukkan gugus keton.
            Adapun kegunaan dari aldehid dan keton antara lain: Formalin digunakan untuk tujuan desinfektan, mencegah berkembangnya mikroba dan jamur, sehingga banyak dimanfaatkan industri untuk campuran produk kebutuhan sehari-hari seperti sabun, pasta gigi, bahkan pembuatan vaksin. Menurut standar Eropa, kandungan formalin yang masuk dalam tubuh tidak boleh melebihi 660 ppm (1000 ppm setara 1 mg/liter). Secara visual campuran formalin tidak terlihat, tapi secara kualitatif bisa terdeteksi melalui alat khusus. Namun, untuk mengetahui jumlahnya, harus ada penelitian laboratorium, sehingga formalin tidak bisa disalah gunakan. Adapun kegunaan formaldehida lainnya : Pengawet mayat, Pembasmi lalat dan serangga pengganggu lainnya,Bahan pembuatan sutra sintetis, zat pewarna, cermin, kaca, Pengeras lapisan gelatin dan kertas dalam dunia Fotografi,Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea,Bahan untuk pembuatan produk parfum,Bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku,Pencegah korosi untuk sumur minyak.
            Sedangkan senyawa keton yang paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari antara lain aseton atau propanon.Aseton banyak digunakan sebagai : Pelarut senyawa karbon, misalnya sebagai pembersih cat kuku.Bahan baku pembuatan zat organic lain seperti chlaroform yang digunakan sebagai obat bius.Selain aseton beberapa senyawa keton banyak yang berbau harum sehingga digunakan sebagai campuran parfum dan kosmetika lainnya.




XIII. KESIMPULAN
1.      Fehling digunakan untuk menguji gugus aldehid dan reaksi positif jika terdapat endapan merah bata.
2.      Uji iodofom digunakan untuk menguji gugus keton dan reaksi positif jika terdapat endapan putih.
3.      Adisi bisulfit digunakan untuk analisis gugus fungsi karbonil (aldehid dan keton), reaksi positif jika terdapat endapan putih.
4.      Fehling digolongkan sebagai reagent lemah sehingga hanya dapat mengoksidasi aldehid.
5.      Aseton digunakan dalam pembutan parfum.
6.      Asetaldeid digunakan dalam pengawet.
















XIV. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011, Aldehid dan keton  http://sherchemistry.wordpress.com/kimia-xii-              2/senyawa-karbon/aldehid/ Diakses pada tanggal 5 mei 2013
Budi,2012, aldehid dan keton  http://budisma.web.id/materi/sma/kimia-kelas-         xii/struktur-gugus-fungsi-aldehid/ Diakses pada tanggal 5 mei 2013
nimonoire, 2012, Aseton, http://bisakimia.com/2012/12/09/senyawa-turunan-alkana-          keton/ Diakses pada tanggal 5 mei 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar