LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
NAMA ANGGOTA : 1.
VICKY ANDREAN (08121006006)
2. FITRIA EKA NURAINI (08121006010)
3. ANGGIA PERAMAHANI (08121006042)
4. ARIO FIRANA (08121006048)
5. PUTRI NADASARI (08121006054)
6.
CHAZA SITI IKHSANZA
(08121006066)
JURUSAN / KELOMPOK : FARMASI / IV
PERCOBAAN : ANALISA
KUALITATIF GUGUS FUNGSI KARBONIL (ALDEHID DAN KETON)
LABORATORIUM
KIMIA ORGANIK
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
2013
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 1
I.
NOMOR PERCOBAAN : III
(Tiga)
II.
NAMA PERCOBAAN : Analisa
kualitatif gugus fungsi karbonil (Aldehid
dan keton)
III.
TUJUAN PERCOBAAN :
1.
Agar mahasiswa
mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi pada senyawa karbonil (aldehid dan keton)
2.
Agar mahasiswa
mengetahui reaksi yang membedakan aldehid dan keton
IV.
DASAR TEORI
Aldehida merupakan senyawa organik yang memiliki gugus
karbonil terminal. Gugus fungsi ini terdiri dari atom karbon yang
berikatan dengan atom hidrogen
dan berikatan rangkap dengan atom oksigen. Golongan aldehida juga dinamakan golongan formil atau metanoil. Kata aldehida
merupakan kependekan dari alcohol dehidrogenasi yang berarti alkohol yang
terdehidrogenasi. Golongan aldehida bersifat polar. (budiyanto, 2013, http :
budisma.web.id)
Aldehida
merupakan senyawa organik yang mengandung unsur C, H, dan O dengan rumus R-CHO,
dimana :
R : Alkil
-CHO : Gugus fungsi aldehida
R : Alkil
-CHO : Gugus fungsi aldehida
Sudut yang dibentuk
oleh gugus fungsi –CHO sebesar 120 derajat dan panjang ikatan rangkap C=O
sebesar 0,121 nm.
Tatanama Aldehida
Pemberian nama aldehida
dilakukan dengan mengganti akhiran –a pada nama alkana dengan –al.
Contoh :
Contoh :
Tentukan rantai utama
(rantai dengan jumlah atom karbon paling panjang yang terdapat gugus karbonil.
Contoh :
Contoh :
Tentukan substituen
yang terikat pada rantai utama.
Contoh :
Contoh :
Penomoran substituen
dimulai dari atom C gugus karbonil.
Contoh :
Contoh :
Jika terdapat 2/lebih substituen
berbeda dalam penulisan harus disusun berdasarkan urutan abjad huruf pertama
nama substituen.
Contoh :
Contoh :
Awalan
di-, tri-, sek-, ters-, tidak perlu diperhatikan dalam penentuan urutan abjad
sedangkan awalan yang tidak dipisahkan dengan tanda hubung (antara lain : iso-,
dan neo-) diperhatikan dalam penentuan urutan abjad.
Contoh :
Contoh :
Aldehida tak bercabang
Berikut ini daftar nama trivial beberapa aldehida yang tidak bercabang:
Berikut ini daftar nama trivial beberapa aldehida yang tidak bercabang:
Aldehida bercabang
Tentukan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon paling panjang yang terdapat gugus karbonil.
Contoh :
Tentukan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon paling panjang yang terdapat gugus karbonil.
Contoh :
Tentukan substituen yang terikat pada rantai
utama.
Contoh
Penomoran substituen dimulai dari atom karbon yang mengikat gugus karbonil dengan huruf α, β, γ.
Contoh :
Contoh
Penomoran substituen dimulai dari atom karbon yang mengikat gugus karbonil dengan huruf α, β, γ.
Contoh :
Sifat Fisik Aldehida, Aldehida dengan 1-2
atom karbon (formaldehida, dan asetaldehida) berwujud gas pada suhu kamar
dengan bau tidak enak. Aldehida
dengan 3-12 atom karbon berwujud cair pada suhu kamar dengan bau sedap. Aldehida dengan atom karbon
lebih dari 12 berwujud padat pada suhu kamar. Aldehida suku rendah
(formaldehida, dan asetaldehida) dapat larut dalam air. Aldehida suku tinggi
tidak larut air.
Sifat Kimia aldehida : Oksidasi
aldehida dengan campuran kalium bikromat dan asam sulfat akan menghasilkan asam
karboksilat. ; Aldehida dapat mereduksi larutan Fehling menghasilkan endapan
merah bata dari senyawa tembaga(I) oksida. ; Aldehida
dapat mereduksi larutan Tollens menghasilkan cermin perak.
(anonim, 2011,
http : //sherchemistry.org.com)
Keton atau alkanon adalah suatu senyawa turunan alkana
dengan gugus fungsi –C=O- yang memiliki rumus umum CnH2nO. Sama seperti
aldehid, keton juga memiliki guguskarbonil (C=O). Hanya saja, gugus karbonil
pada keton berikatan dengan dua karbon sehingga ciri ini dapat digunakan untuk
membedakan keton dari senyawa-senyawa dengan gugus karbonil lain seperti asam
karboksilat, aldehid, ester, amida, dan senyawa-senyawa beroksigen lainnya.
Penamaan keton secara IUPAC umumnya dilakukan dengan mengganti akhiran –a pada
alkanamenjadi –on. Contohnya adalah propana menjadi propanon. Sedangkan
berdasarkan penamaan sederhana, nama lazim keton adalah alkil alkil keton.
Kedua gugus alkil disebut secara terpisah dan diakhiri dengan kata keton.
Contohnya adalah CH3-CO-C2H5disebut metil
etil keton dan CH3-CO-CH3 disebut dimetil keton.
Rumusan
penentuan tata nama untuk senyawa keton didasarkan pada beberapa hal: Rantai
induk adalah rantai terpanjang yang mengandung gugus fungsi ; Penomoran dimulai
dari salah satu ujung rantai induk sehingga posisi gugus fungsi mendapat nomor
terkecil.
Rumus
penentuan tata nama keton secara umum adalah: (no.cabang) (nama cabang dan
gugus fungsi lain) (no.gugus fungsi) (nama rantai induk)
Contohnya:
CH3-CO-C3H7: 2-pentanon =
metil propil keton
CH3-CO-CH(CH3)-C2H5: 3-metil-2-pentanon = sekunderbutil-1-metil keton
CH3-CH(CH3)-CO-C2H5: 2-metil-3-pentanon = etil isopropil keton
Keton paling sederhana adalah keton dengan 3 atom C,
yaitu C3H6O, diberi nama
propanon, namun sehari-hari sering disebut sebagai aseton. Para perempuan tentu
tidak asing dengan nama aseton, karena merupakan salah satu bahan yang banyak
digunakan pada pembersih kuteks (nail polish remover).
Mengapa propanon adalah keton yang paling sederhana dan tidak ada keton dengan
jumlah atom C di bawah 3? Hal ini dikarenakan bentuk struktur keton yang khas.
1 atom C sudah berikatan dengan atom O membentuk gugus fungsi, sedangkan gugus
fungsi tersebut mengikat 2 atom C lagi, sehingga total atom C hanya 3.
Keton
memiliki beberapa sifat khusus, yaitu: Sifat Fisis : Bersifat polar karena adanya
gugus karbonil ; Lebih mudah menguap dibandingkan alkohol dan asam karboksilat Sifat Kimia : Merupakan reduktor yang lebih
lemah dari aldehid ; Dapat menghasilkan alkohol sekunder
Adapun
reaksi-reaksi dari senyawa keton: Oksidasi, Karena keton merupakan reduktor
yang lebih lemah dibandingkan aldehid, maka zat-zat pengoksidasi lemah seperti
reagen Tollens dan Fehling tidak dapat mengoksidasi keton. Prinsip ini dapat
digunakan untuk membedakan keton dari aldehid. Adapun reaksi tersebut dapat
ditulis sebagai:
Aldehid
+ reagen Tollens → cermin perak
Keton
+ reagen Tollens → tidak ada reaksi
Aldehid
+ reagen Fehling → endapan merah bata
Keton
+ reagen Fehling → tidak ada reaksi
Reduksi, Melalui reduksi, dari keton dapat dihasilkan
alkohol sekunder. Reaksinya adalah: R-CO-R’ + H2 → R-CHOH-R’
Kegunaan keton: Aseton (propanon) digunakan sebagai pelarut, khususnya
untuk zat-zat yang kurang polar dan non-polar ; Aseton juga digunakan sebagai
pembersih cat kuku/kuteks (nail polish remover)
; Beberapa keton siklik digunakan sebagai bahan pembuatan parfum karena
memiliki bau harum. (nimonoire, 2012, http : bisakimia.com)
Keton merupakan senyawa organik yang
mengandung unsur C, H, dan O dengan rumus R-CO-R’, dimana: R
: Alkil
-CO- : gugus fungsi keton (karbonil)
Contoh :
Sudut yang dibentuk oleh gugus fungsi
–CO- sebesar 120 derajat dan panjang ikatan rangkap C=O 0,121 nm.
Tatanama Keton, IUPAC
Pemberian nama keton
dilakukan dengan mengganti akhiran –a pada nama alkana dengan –on
.
Tentukan rantai utama
(rantai dengan jumlah atom karbon paling panjang yang mengandung gugus
karbonil.
Contoh :
Contoh :
Tentukan
substituen yang terdapat dalam rantai utama.
Penomoran
substituen dimulai dari ujung yang terdapat gugus karbonil (-CO-) dengan nomor
atom C paling rendah.
Jika terdapat 2/lebih
substituen berbeda, dalam penulisan harus disusun berdasarkan urutan abjad
huruf pertama nama substituen.
Awalan di-, tri-, sek-,
ters-, tidak perlu diperhatikan dalam penentuan urutan abjad sedangkan awalan
yang tidak dipisahkan dengan tanda hubung (antara lain : iso-, dan neo-)
diperhatikan dalam penentuan urutan abjad.
Contoh :
Contoh :
Trivial (Nama Umum) Tentukan gugus-gugus
alkil (substituen) yang mengikat gugus karbonil (-CO-).
Contoh :
Tambahkan akhiran
“keton” setelah nama-nama subtituen.
Penulisan substituen
alkil tidak harus menurut urutan abjad.
(budi,2012, http :
// budisma.web.id)
V.
ALAT DAN BAHAN
Alat
·
Rak dan tabung reaksi
·
Penangas
·
Beaker gelas 100 ml
·
Batang pengaduk
·
Stopwatch
·
Gelas ukur5 ml
Bahan
·
Reagen tollens
·
NaOH 5%
·
Aseton
·
Reaksi fehling
·
2 pentanon
·
Larutan NaHSO3
·
2,4
dinitrofenilhidrazina
·
Asetaldehid
·
Benzaldehid
·
Iodida
VI. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Uji
Tollent
|
|||||||||
|
|||||||||
|
2.
Uji Fehling
|
|||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||
|
3.
|
|
|||||||
|
|||||||
4.
|
|
|
|
|
|
5.
|
|
||||||||||
|
||||||||||
|
||||||||||
|
VI.
SIFAT FISIKA DAN
KIMIA BAHAN
Aseton, berbentuk cairan, mudah
menguap, tidak berwarna, beraroma mint dan manis, berasa
manis; Rumus molekul C3H6O; Berat molekul 58,08; Titik didih 56oC (133F); Titik
beku -95 oC (-139F); Titik lebur -94oC; Tekanan uap 180 mmHg @ 20⁰
C; Berat jenis uap (udara=1) 2,0; Berat jenis (air=1) 0,7899; larut dalam air;
larut
dalam alkohol, eter, benzen, kloroform, dimetilformamid, minyak.
NaHSO₃
berwujud solid. Taste: Saline. Alkaline. Berat molekul: 84.01g/mole. Warna:
Putih. Gravitasi spesifik: Kepadatan: 2,159 (Air = 1). Dispersi Properties:
Lihat kelarutan . Larut dalam air dingin. Sedikit larut dalam alkohol.
Kelarutan dalam Air: 6.4, 7.6, 8.7, 10.0, 11.3, 12.7, 14.2, 16.5, 19.1 g/100
solusi pada 0, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 80, 100 deg adn. C, masing-masing.
Kelarutan dalam Air: 6,9, 8,2, 9,6, 11,1, 12,7, 14,5, 16,5, 19,7, dan 23,6
g/100g air pada 0, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 80, 100 deg. C, masing-masing.
NaOH berwujud cairan, tidak berwarna atau agak keruh, bau iritasi,
pH: basa kuat> 14. Titik didih: 145 0C untuk ~ 50% NaOH Solution Gravitasi:
1,51-1,54. Tekanan uap: ~ 6,3 mm Hg @ 400C. Larut dalam air , asam: tercampur.
2-Pentanon emiliki berat Molekul: 86,13 g / mol.
Warna: Jelas tak berwarna.. Titik
didih: 102 ° C (215,6 ° F). Melting Point: -77,5 ° C (-107,5 ° F). Spesifik
Gravity: 0,809 (Air = 1). Tekanan Uap: 27 mm Hg (@ 20 ° C). Densitas Uap: 3
(Air = 1). Volatilitas: Tidak tersedia. Ambang Bau: 7.9 PPMP. 4. Air / Minyak
Dist. . Coeff: Produk ini lebih mudah larut dalam minyak, log (minyak / air) =
0,1.
Asetaldehid berwujud cair. Bau: Fruity. Tajam.
(Strong.). Taste: berdaun hijau. Molekul Berat: 44.05 g / mol. Warna: tak
berwarna.. Titik didih: 21 ° C (69,8 ° F). Melting Point: -123,5 ° C (-190,3 °
F). Suhu kritis: 188 ° C (370,4 ° F) p. 4. Spesifik Gravity: 0.78 (Air = 1).
Tekanan Uap: 101,3 kPa (@ 20 ° C). Kepadatan uap: 1.52 (Air = 1). Ambang Bau:
0,21 ppm. Dispersi Properties: Lihat kelarutan dalam air, dietil eter,
aseton.Mudah larut dalam air dingin, air panas. Larut dalam dietil eter,
aseton. Larut dengan benzena, bensin, nafta pelarut,toluena, xilena, terpentin.
Kelarutan dalam air: 1000 g / l @ 25 deg. C.
Benzaldehida berwujud cair. Molekul berat: 106,13 g
/ mol. Titik didih: 179 ° C (354,2 ° F). Melting point: -26 ° C (-14.8 ° F).
Spesifik gravity: 1.04 (Air = 1). Tekanan uap: 0.1 kPa (@ 20 ° C). Kepadatan
uap: 3.66 (Air = 1). Dan angat sedikit larut dalam air dingin
Iodida
berwujud solid. (Deliquescent kristal padat.), rasa: Bitter. Saline.
(Strong.), berat molekul: 166 g / mol, warna: putih. Titik didih: 1330 ° C
(2426 ° F). Melting Point: 681 ° C (1257,8 ° F). Spesifik Gravity: 3.1 (Air =
1). Dispersi properties: Lihat kelarutan dalam air, metanol, aseton. Dan mudah
larut dalam air dingin, air panas. Larut dalam metanol. Sebagian larut dalam
aseton.
2,4-Dinitrofenilhidrozin berwujud solid. Berat
molekul: 198,14 g / mol. Melting Point: 200 ° C (392 ° F). Kelarutan: larut
dalam air dingin.
VIII.MSDS
( Material Safety Data Sheet)
Aseton, jauhkan dari panas dan
sumber api. Berbahaya jika tertelan. Hindari menghirup uap. Gunakan dengan
ventilasi yang memadai. Hindari kontak dengan mata, kulit, dan pakaian. Cuci
bersih setelah menangani. Simpan wadah tertutup.Jika terkena kulit lepaskan pakaian yang terkontaminasi. Cuci
bagian yang terbuka dengan sabun dan air. Jika gejalanya menetap, dapatkan
bantuan medis. Jika kontak dengan mata, cuci mata dengan banyak air selama
minimal 15 menit, angkat tutup sesekali. Carilah Bantuan Medis. Jika terhirup,
cari udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit
bernapas, berikan oksigen. Jika tertelan, dimuntahkan segera setelah memberikan
dua gelas air. Dilarang memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang
pingsan.
NaHSO₃,
jika kontak dengan mata periksa dan lepaskan lensa kontak. Dalam kasus kontak,
segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit. Air dingin dapat
digunakan. Dapatkan bantuan medis jika iritasi occurs.p. 2. Kontak Kulit: Cuci
dengan sabun dan air. Tutupi kulit yang teriritasi dengan emolien. Dapatkan
bantuan medis jika terjadi iritasi. air dingin dapat digunakan. Jika terhirup,
pindahlah ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika
sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan pertolongan medis. Tertelan: JANGAN
dimuntahkan kecuali diarahkan untuk melakukannya oleh tenaga medis. Dilarang
memberikan apapun melalui mulut kepada sadar orang. Kendurkan pakaian ketat
seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis
jika gejala muncul.
NaOH, jika terkena kulit lepaskan pakaian yang
terkontaminasi dan segera mencuci kulit selama minimal 15 menit. Panggilan atau
melihat dokter. Jika kontak dengan mata segera bilas mata dengan sejumlah besar
air, sesekali mengangkat kelopak mata atas dan bawah dan memutar bola mata.
Lanjutkan pembilasan selama minimal 15 menit. Lihat dokter. Jika terhirup, cari
udara segar. Jika pernapasan berhenti, mengelola pernapasan buatan. Lihat dokter.jika
tertelan: JANGAN memancing muntah. Jika seseorang sadar,memberikan 2 atau lebih
gelas air. Jika pingsan, tidak pernah memberikan apapun melalui mulut. Hubungi
dokter segera.
Asetaldehid, jika kontak dengan mata periksa dan
lepaskan lensa kontak. Segera basuh mata dengan air mengalir selama setidaknya
15 menit, dengan kelopak mata tetap terbuka. Air dingin dapat digunakan.
Dapatkan perawatan medis. Kontak Kulit: Dalam kasus kontak, segera basuh kulit
dengan banyak air. Tutupi kulit yang teriritasi dengan emolien. Hapus
terkontaminasi pakaian dan sepatu. Air dingin mungkin pakaian used.Wash sebelum
digunakan kembali. Bersihkan sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan medis
perhatian. Jika terhirup, pindahlah ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan
pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan
medisperhatian. Terhirup serius : Evakuasi korban ke daerah yang aman sesegera
mungkin. Kendurkan pakaian ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat
pinggang. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Jika korban tidak bernafas,
melakukan mulut ke mulut resusitasi. Carilah medis perhatian. Tertelan: JANGAN
dimuntahkan kecuali diarahkan untuk melakukannya oleh tenaga medis. Dilarang
memberikan apapun melalui mulut kepada sadar orang. Jika sejumlah besar bahan
ini tertelan, teleponlah dokter dengan segera. Kendurkan pakaian ketat seperti
kerah,dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang
Benzaldehida , jika kontak mata,terhirup, dan
termakan. Dapat menyebabkan kerusakan pada organ berikut: paru-paru, sistem
saraf, membran mukosa. Sangat berbahaya dalam kasus menelan. Berbahaya dalam
kasus kontak kulit (iritan), inhalasi. Sedikit berbahaya dalam kasus kontak
kulit (permeator). Pengendalian,sediakan ventilasi pembuangan atau kendali
teknik lain untuk menjaga konsentrasi udara uap di udara. Pastikan bahwa tempat
pencucian berupa air mengalir. Perlindungan diri yaitu menggunakan splash
kacamata. Jas lab. Vapor respirator. Pastikan untuk menggunakan respirator yang
disetujui / bersertifikat atau setara. Sarung tangan. Perlindungan pribadi dari
Kasus Tumpahan Besar: Splash kacamata. Penuh sesuai. Vapor respirator. Boots.
Sarung tangan. Sebuah alat bernafas mandiri contained harus digunakan untuk
menghindari inhalasi produk. Pakaian pelindung yang disarankan mungkin tidak
cukup; periksakan ke dokter spesialis apabila telah terjadi kontak dengan
produk.
2-Pentanon, jika kontak dermal, kontak mata,
terhirup, dan termakanan.Dapat menyebabkan substansi, adalah racun bagi ginjal,
paru-paru, sistem saraf, hati. Efek beracun lainnya pada Manusia: Berbahaya
dalam kasus kontak kulit (iritan, permeator), menelan, inhalasi.
Pengendalian,sediakan ventilasi pembuangan atau kendali teknik lain untuk
menjaga konsentrasi udara uap di udara. Pastikan bahwa tempat pencucian berupa
air mengalir. Perlindungan diri yaitu menggunakan splash kacamata. Jas lab.
Vapor respirator. Pastikan untuk menggunakan respirator yang disetujui /
bersertifikat atau setara. Sarung tangan. Perlindungan pribadi dari Kasus
Tumpahan Besar: Splash kacamata. Penuh sesuai. Vapor respirator. Boots. Sarung
tangan. Sebuah alat bernafas mandiri contained harus digunakan untuk
menghindari inhalasi produk. Pakaian pelindung yang disarankan mungkin tidak
cukup; periksakan ke dokter spesialis apabila telah terjadi kontak dengan
produk.
Iodida, jika kontak dengan mata, periksa dan
lepaskan lensa kontak. Dalam kasus kontak, segera basuh mata dengan banyak air
selama minimal 15menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan bantuan medis jika
terjadi iritasi.Kontak Kulit:Cuci dengan sabun dan air. Tutupi kulit yang
teriritasi dengan emolien. Dapatkan bantuan medis jika terjadi iritasi. air
dingindapat digunakan. Jika terhirup,
pindahlah ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika
sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan medisperhatian. Tertelan:JANGAN
dimuntahkan kecuali diarahkan untuk melakukannya oleh tenaga medis. Dilarang
memberikan apapun melalui mulut kepada sadarorang. Jika sejumlah besar bahan
ini tertelan, teleponlah dokter dengan segera. Kendurkan pakaian ketat seperti
kerah,dasi, ikat pinggang atau pinggang.
2,4-Dinitrofenilhidrozin, jika kontak dengan mata
periksa dan lepaskan lensa kontak. Jangan gunakan salep mata. Carilah
attention.p medis. Setelah kontak dengan kulit, segera cuci dengan air yang
banyak. Lembut dan benar-benar mencuci kulit terkontaminasi dengan berjalan air
dan sabun non-abrasif. Sangat berhati-hati untuk lipatan bersih, celah-celah,
lipatan dan pangkal paha. Tutupi kulit yang teriritasi dengan emollient. Jika
terjadi iritasi, mencari perhatian medis. Cuci pakaian yang terkontaminasi
sebelum digunakan kembali. Jika kontak kulit serius cuci dengan sabun
desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti-bakteri. Carilah
segera medis pertolongan. Terhirup: Biarkan korban untuk beristirahat di tempat
yang berventilasi baik. Mencari perhatian medis segera. Terhirup serius:
Evakuasi korban ke daerah yang aman sesegera mungkin. Kendurkan pakaian ketat
seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Jika sulit bernapas,
berikan oksigen. Jika korban tidak bernafas, melakukan mulut ke mulut
resusitasi. Carilah medis perhatian. Tertelan: Jangan memaksakan muntah.
Periksa bibir dan mulut untuk memastikan apakah jaringan yang rusak,
kemungkinan indikasi bahwa bahan beracun tertelan, tidak adanya tanda-tanda
seperti itu, bagaimanapun, tidak meyakinkan. Kendurkan pakaian ketat seperti
kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Jika korban tidak bernafas,
melakukan mulut ke mulut resusitasi. Mencari perhatian medis segera.
IX.
PERTANYAAN PRAPRAKTEK
1.
Tuliskan struktur umum
aldehida dan keton dan tunjukkan gugus fugsinya!
Jawab
:
Gugus
fungsinya –COH untuk aldehida dan –COR untuk Keton
2.
Jelaskan kegunaan
aldehida dan keton dalam kehidupan sehari-hari!
Jawab:
a. Aldehida
digunakan untuk desinfektan dan
mengawetkan senyawa organik.
b. Keton
digunakan untuk campuran parfum dan kosmetik,pembersih cat kuku, dan obat bius.
X. DATA HASIL PENGAMATAN
1. Uji Fehling
No
|
Sampel
|
Pengamatan (+ / - )
|
1
|
Benzaldehid
|
( + ) Endapan Kuning
|
2
|
Aseton
|
( - ) Endapan Biru
|
2. Adisi Bisulfit
No
|
Sampel
|
Pengamatan (+ / - )
|
1
|
Benzaldehid
|
( + ) Endapan Putih
|
2
|
Aseton
|
( + ) Endapan Putih
|
3. Iodoform Test
No
|
Sampel
|
Pengamatan (+ / - )
|
1
|
Benzaldehid
|
( + ) Tidak ada endapan,
warna keruh
|
2
|
Aseton
|
( + ) Endapan kuning
|
XI. Perhitungan
Dan Reaksi
Reaksi
1. Uji
Fehling
·
Aseton
·
Benzaldehid
2. Uji
Bisulfit
·
Aseton
·
Asetaldehid
·
Benzaldehid
3. Uji
Iodoform
XII.
PEMBAHASAN
Yang diartikan sebagai analisa meliputi meneliti
kandungan yang ada di dalam sebuah larutan atau cuplikan, zat-zat tersebut yang
terkandung di dalamnya dapat kita ketahui dengan mereaksikan dengan senyawa
lainnya, memanaskannya, dan lain-lain. Setelah memanaskan atau mencampurkan
dengan senyawa lain kita dapat melihat hasil reaksi tersebut.
Ada dua jenis analisa, antara lain : analisa
kualitatif dan analisa kuantitatif. Yang dimaksud dengan analisa kualitatif
diartikan sebagai analisa yang tidak memperhatikan pengukuran dan perhitungan,
sehingga praktikan hanya mengira-ngira saja berapa banyak senyawa yang akan
direaksikan. Hasilnya pun hanya melihat kualitatifnya saja, maksudnya praktikan
hanya menggunakan indra untuk menelitinya, seperti : bau, warna, dingin atau
hangat, dan lain-lain. Seperti halnya dengan analisa yang dilakukan pada
percobaan ini.
Sedangkan analisa kuantitatif dapat
didefinisikansebagai analisa yang sangat memperhatikan perhitungan dan
pengukuran, misalnya saja dalam praktikum, praktikan harus meraksikan 20tetes
HCl ke dalam 10ml larutan NaOH, hal itu harus benar-benar dilakukan menuangkan
20tetes HCl dan tidak boleh meleset.
Pada uji fehling, suatu larutan uji
terjadi reaksi positif jika terdapat endapan merah bata. Uji fehling bertujuan
untuk mengetahui adanya gugus aldehid. Reagent yang digunakan dalam percobaan
ini antara lain : fehling A (CuSO₄)
dan fehling B (NaOH dan KNa tartarat). Pada uji fehling dilakukan pemanasan.
Pemanasan ini bertujuan untuk melepas atau memutus ikatan gugus aldehid pada
larutan uji dan dapat bereaksi dengan ion hidroksil membentuk karboksilat. Cu₂O
akan terbentuk dan menyebabkan endapan merah bata. Pembentukan Cu₂O
terjadi karena rekasi samping pembentukan asam karboksilat. Aldehid sangat
mudah dioksidasi, bahkan dengan oksidator lemah seperti fehling, membentuk asam
karboksilat dengan jumlah atom kerbon yang sama dengan aldehid asalnya.
Sedangkan keton tidak dapat dioksidasi dengan menggunakan oksidator lemah,
hanya dapat dioksidasi dengan oksidator kuat seperti HNO₃
pekat sehingga terjadi pemutusan ikatan karbon-karbon, tetapi mengasilkan dua
asam karboksilat yang jumlah atom karbonnya lebih sedikit dari semula. Sehingga
reagent fehling hanya dapat digunakan untuk menganalisa gugus aldehid pada
suatu larutan uji.
Uji dengan adisi bisulfit digunakan
untuk menganalisa terdapatnya gugus karbonil ( aldehid dan keton) dalam sebuah
larutan sampel. Pada uji ini, reaksi positif jika terdapat endapan putih. Uji
bisulfit dapat digunakan untuk analisis gugus aldehid dan keton. Tetapi bukan
seluruh gugus keton yang dapat dianalisis oleh adisi bisulfit ini, hanya keton
yang memiliki gugus metil pada karbonilnya. Aseton tidak mengandung gugus yang
besar, sehingga mempunyai halangan sterik yang reltif kecil. Oleh karena itu
reaksi adisi bisulfit dapat berlangsung. Endapan putih tersebut didapat pada
warna natrium sulfit.
Tes iodoform digunakan untuk
menganalisis gugus keton. Uji positif dalam reaksi ini, jika terdapat endapan
bewarna kuning. Endapan bewarna kuning didapat dari CHI₃
atau iodoform. Endapan kuning didapatkan dengan penambahan iodin berlebih. Uji
iodoform juga dikenal dengan sebutan halogenasi alfa untuk metil keton, tetapi
uji ini tidak spesifik dengan metil keton. Iodin dapat diartikan sebagai zat
pengoksidasi lembut dan senyawa yang dapat dioksidasi menjadi senyawa karbonil
metil sehingga akan menunjukkan uji positif.
Pada percobaan ini digunakan bahan
uji atau sampel diantaranya: benzaldehid, asetaldehid, dan aseton. Benzaldehid
digunakan untuk menunjukkan adanya gugus aldehid. Asetaldehid digunakan untuk
menunjukkan gugus aldehid, serta asetaldehid digunakan untuk menunjukkan gugus
keton.
Adapun kegunaan dari aldehid dan keton antara lain: Formalin
digunakan untuk tujuan desinfektan, mencegah berkembangnya mikroba dan jamur,
sehingga banyak dimanfaatkan industri untuk campuran produk kebutuhan
sehari-hari seperti sabun, pasta gigi, bahkan pembuatan vaksin. Menurut standar
Eropa, kandungan formalin yang masuk dalam tubuh tidak boleh melebihi 660 ppm
(1000 ppm setara 1 mg/liter). Secara visual campuran formalin tidak terlihat,
tapi secara kualitatif bisa terdeteksi melalui alat khusus. Namun, untuk
mengetahui jumlahnya, harus ada penelitian laboratorium, sehingga formalin
tidak bisa disalah gunakan. Adapun kegunaan formaldehida lainnya : Pengawet
mayat, Pembasmi lalat dan serangga pengganggu lainnya,Bahan pembuatan sutra
sintetis, zat pewarna, cermin, kaca, Pengeras lapisan gelatin dan kertas dalam
dunia Fotografi,Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea,Bahan untuk pembuatan
produk parfum,Bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku,Pencegah korosi
untuk sumur minyak.
Sedangkan senyawa keton yang paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari antara lain aseton atau propanon.Aseton banyak digunakan sebagai : Pelarut senyawa karbon, misalnya sebagai pembersih cat kuku.Bahan baku pembuatan zat organic lain seperti chlaroform yang digunakan sebagai obat bius.Selain aseton beberapa senyawa keton banyak yang berbau harum sehingga digunakan sebagai campuran parfum dan kosmetika lainnya.
Sedangkan senyawa keton yang paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari antara lain aseton atau propanon.Aseton banyak digunakan sebagai : Pelarut senyawa karbon, misalnya sebagai pembersih cat kuku.Bahan baku pembuatan zat organic lain seperti chlaroform yang digunakan sebagai obat bius.Selain aseton beberapa senyawa keton banyak yang berbau harum sehingga digunakan sebagai campuran parfum dan kosmetika lainnya.
XIII. KESIMPULAN
1. Fehling
digunakan untuk menguji gugus aldehid dan reaksi positif jika terdapat endapan
merah bata.
2. Uji iodofom
digunakan untuk menguji gugus keton dan reaksi positif jika terdapat endapan
putih.
3. Adisi
bisulfit digunakan untuk analisis gugus fungsi karbonil (aldehid dan keton),
reaksi positif jika terdapat endapan putih.
4. Fehling
digolongkan sebagai reagent lemah sehingga hanya dapat mengoksidasi aldehid.
5. Aseton
digunakan dalam pembutan parfum.
6. Asetaldeid
digunakan dalam pengawet.
XIV. DAFTAR
PUSTAKA
Anonim,
2011, Aldehid dan keton http://sherchemistry.wordpress.com/kimia-xii- 2/senyawa-karbon/aldehid/ Diakses pada tanggal 5 mei 2013
Budi,2012,
aldehid dan keton http://budisma.web.id/materi/sma/kimia-kelas- xii/struktur-gugus-fungsi-aldehid/ Diakses pada tanggal 5 mei 2013
nimonoire, 2012, Aseton, http://bisakimia.com/2012/12/09/senyawa-turunan-alkana- keton/ Diakses pada tanggal 5 mei 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar